Saya sebenarnya kaum Karnivora alias pemakan daging. Tapi ketika harus mencoba masakan yang semuanya dari Jamur, kenapa engga?.
Ini sensasi mencoba masakan yang seharusnya berbahan dasar daging, seperti sate atau tongseng.
Berikut tulisan saya, yang dimuat di Majalah A Magazine. Majalah yang khusus beredar di kalangan Dokter Anak Indonesia.
2013.11.AM.Kuliner
– Resto Jejamuran
Resto
jeJamuran
Menu jamur
yang sehat plus lezat
Oleh: Andry
Hariana
Siapa
bilang makanan sehat tidak terasa lezat di lidah? Kunjungan ke Resto Jejamuran
ini membuktikan sebaliknya.
Sepuluh tusuk sate berlumur sambal
kacang, dengan potongan tomat dan kol, menebar wangi menemani sepiring hangat
nasi putih.
|
Sate Jamur dengan irisan kol khas Solo |
Menambah lengkap hidangan, semangkuk tongseng yang gurih dengan
rasa santan pas, membuat lidah pun bergoyang.
|
Tongseng Jamur segurih Tongseng Kambing |
Kesempurnaan makan siang di
pinggiran Jogyakarta ini ditutup segelas minuman Summer Breze yang dingin
segar.
Menikmati
hidangan tanpa rasa khawatir
Nikmatnya sate dan tongseng, mungkin
akan jadi kenikmatan sesaat bagi Anda yang bermasalah dengan kolestrol, asam
urat atau hipertensi. Tapi jangan kawatir, bersantap di rumah makan bernama
jeJamuran di Jogyakarta ini tak akan merugikan kesehatan. Apa pasal? Karena
semua bahan utama menu makanannya adalah dari berbagai jenis jamur.
Menu yang disajikan di restoran ini pun
begitu beragam. Ada
sate jamur yang menggunakan potongan jamur tiram dan kancing. Jamur merang
dalam tongseng, rendang, pepes, jamur King Oyster masak lada hitam, jamur
crispy goreng tepung, jamur asam pedas, jamur bakar pedas, lumpia jamur, tom
yam jamur, sampai gudeg! Pemilihan jamur
yang tepat membuat citarasa jamur terasa kenyal, seperti kita merasakan daging
ayam atau kambing.
Salah satu best seller-nya adalah
minuman Summer Breeze yang merupakan campuran serutan es, fruit punch, jeruk
peras, keratin jeruk Valencia,
soda dan jamur enoki utuh. Jamur enoki yang memiliki penampilan mirip toge
terasa kenyal saat dikunyah, sangat pas
ketika berpadu dengan kesegaran air jeruk.
|
Summer Breeze |
Memiliki
kekhasan tersendiri
Setiap menu jamur memiliki keunikan
rasa tersendiri. Jamur asam manis, memadukan jamur tiram dengan potongan segar
nenas dan cabe besar. Begitupula dengan jamur lada hitam yang bercita rasa
rempah-rempah terasa hingga lidah. Minuman jamurnya pun beragam, bukan hanya
dingan tapi juga hangat segar sepert Wedang Jamur.
Wow, seperti apa sih wedang ini?
Tampilannya memang kurang menarik karena terlihat hitam seperti kuah rawon, ini
karena isinya adalah sepotong jamur Ling Zhe dengan campuran rempah-rempah dan
diseduh air panas, lalu diaduk dengan batang sereh. Namun wedang ini memiliki
aroma yang sangat menggoda, konon jamur Ling Zhe juga memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan.
|
Wedang Jamur yang hangat |
Penggunaan bahan jamur ini, selain
menjadikan makanan lebih sehat, harganya pun cenderung murah. Berkisar dari
Rp3.000/ potong untuk lumpia hingga paling mahal Rp20.000/porsi untuk jamur
masak lada hitam. Sedangkan menu lainnya rata-rata seharga Rp8.000 dan
Rp10.000/porsi.
Sejuta
manfaat jamur
Jamur
yang sangat familiar kita temukan dalam masakan China
dan Korea
ini, memang kaya manfaat. Penelitian membuktikan bahwa jamur mengandung asam
amino, antioksidan, coumarin, sterol, dan banyak lagi vitamin dan mineral.
Berbagai kandungan ini terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
kolesterol jahat, dan menyeimbangkan gula darah.
|
Bermacam Jenis Jamur |
Manfaat
jamur yang besar, menjadi alasan utama Radtijo, pemilik Rumah Makan jeJamuran,
untuk membuka usahannya. Terlebih pria setengah baya ini sudah menekuni usaha jamur sejak tahun 1968 di daerah Dieng.
Awalnya, Radtijo memasarkan jamurnya yang berkualitas tinggi ke berbagai
negara, namun berbarengan dengan krisis ekonomi yang melanda, perusahaannya pun
tidak bertahan dan akhirnya ditutup. Dari sinilah Rumah Makan jeJamuran
berawal.
Kreativitas
dari kondisi terpuruk
Produksi
jamurnya yang masih melimpah membuat Radtijo harus memutar otak untuk
mengolahnya. Ia kemudian meminta sang istri untuk setiap hari mencoba berbagai
resep makanan dengan bahan dasar jamur yang mereka miliki.
“Awalnya saya
bagikan ke tetangga. Tak banyak yang mau memakan jamur ketika itu, karena takut
keracunan!” kenang Radtijo.
|
Radjito Pemilik Jejamuran |
Dengan
sikap optimis, Radtijo membuka Rumah Makan jeJamuran saat krisis ekonomi
melanda di tahun 1997. Mulai dari satu meja di pinggir jalan, pelanggan
pertamanya adalah seorang supir truk yang sedang melintas. Berkat keuletannya,
Resto jeJamuran kemudian berkembang dan mulai dibuka resmi tahun 2006.
Kini,
ratusan kursi siap menampung tamu yang bersantap, diiringi alunan ‘live music’. Lapangan parkir besar
disediakan untuk armada bus yang membawa wisatawan dari daerah lain. Tak
sedikit wisatawan yang datang bertanya tentang seluk beluk jamur kepada
Radtijo, sehingga berjenis jamur hidup pun disediakan di rumah makan untuk
dilihat pengunjung. Banyak yang kemudian berfoto dengan jamur-jamur tersebut.
Bersinergi dengan petani jamur
Saat
ini, untuk memenuhi pasokan jamur yang dipergunakan, Radtijo mengajak
petani-petani Jawa Tengah bergabung dengan sistem plasma. Bibit jamur
disediakan dan pemeliharaannya diajarkan kepada petani. Hasil panennya dibeli
langsung untuk keperluan rumah makan. Radtijo sendiri memperlakukan jamur
dengan istimewa, layaknya sahabat sejati, ia tahu segala permasalahan jamur
dari setiap jenis sampai detilnya.
Ada jamur-jamur
khusus dari Eropa yang tumbuhnya diperlakukan sama dengan suhu aslinya.
Sehingga jamur yang jadi bahan utama rumah makan ini menjadi kualitas nomor
satu. Rumah makan jeJamuran,
terletak di daerah Niron, Pendawaharjo, Sleman. Jika kebetulan berkunjung atau
berlibur ke Jogyakarta, jeJamuran bisa
dicapai melalui Jalan Magelang, tepatnya di km 10,5. Mudah dicari karena banyak
penunjuk arah menuju lokasi.
Silahkan
mencoba…
|
Restaurant Jejamuran yang jadi tempat kunjungan wisata |